Pages

Kamis, Januari 19, 2012

47

(TIRAI DIBUKA DAN TERDENGAR SUARA SIRINE POLISI, DETEKTIF BERLARI MENGHAMPIRI TKP DAN MENUNJUKAN KARTU IDENTITAS KEPADA POLISI YANG SEDANG MENGHALANG-HALANGI, SEMENTARA POLISI II SUDAH ADA DIDALAM LOKASI)
Detektif : (berlari menuju TKP)
Polisi I : (menghalangi detektif dengan tangan)
Detektif : “saya detektif, biarkan saya lewat” (memperlihatkan kartu identitas)
(polosi II datang)
Polisi II : “biarkan dia masuk, dia detektif yang kita sewa untuk membantu kita” (menepis tangan polisi I)
Detektif : (bergegas ke TKP dan berbicara dengan polisi II, sementara polisi I melihat sekeliling) “ceritakan rincinya.” (membuka catatan)
Polisi II : “korban bernama Domain seorang ahli kimia, umur 22 tahun. Korban meninggal dengan cara ditusuk tepat di dada kiri. Kira-kira dibunuh beberapa jam yang lalu, mati karna kehabisan darah”
(detektif terus mencatat)
(tiba-tiba polisi I memanggil)
Polisi I : “pak, lihat, disini terdapat sebilah pisau berlumuran darah, tepat berjarak beberapa meter dari korban.” (mencoba mengukur jarak dan mencoba mengambil pisau tsb)
Detektif : “jangan sentuh! Sidik jarimu bisa saja akan menghapus sidik jari tersangka, gunakan sapu tangan sebelum memeriksa” (mengamati sisi lain dari ruangan) “panggilkan orang-orang yang berada di rumah ini dan kumpulkan mereka diruang tengah! sudah pasti pelakunya orang dalam. Dan kirim barang bukti ini ke lab. Dan kabari hasilnya secepatnya!” (mengendorkan dasi lalu keluar)
(POLISI II MENGAMBIL PISAU DAN MEMASUKKANNYA KEDALAM PLASTIK, SEMENTARA POLISI II MENGAMATI KORBAN)


(DIRUANG TENGAH, SEMUA BERKUMPUL, ADA 3 ANGGOTA KELUARGA, 3 TEMAN DEKAT KORBAN SEDANG BISING MEMBICARAKAN ALIBI MASING-MASING, ANAK KORBAN MENANGIS TERISAK-ISAK. DETEKTIF DATANG. SEMENTARA DETEKTIF MENGINTROGASI, POLISI MEMERIKSA SIDIK JARI)
Detektif : (masuk dengan buru-buru) “maaf semuanya, saya agak terlambat. Silahkan semuanya duduk tenang, saya akan menanyakan kalian satu per satu” (membuka buku dan menekan pena) “mari keruang itu. Keluarga I silahkan” (masuk ruangan) “Sebelum kejadian berlangsung, apa percakapan terakhir anda dengan korban?”
Anak Bungsu : (terisak) “kami tengah membicarakan harta warisan, ibu juga ada disana ketika itu, memang terjadi sedikit pertengkaran kecil waktu itu antara kakak dan ayah, tapi aku tak menyangka bahwa bakal begini jadinya. Huhuhu” (terus menangis)
Detektif : “apakah betul bahwa anda yang menemukan korban telah terbunuh di TKP?”
Anak Bungsu : (terisak) “i.. hiks.. iya pak, saat saya membuka pintu, saya sudah menemukan bapak tergeletak dilantai dengan berlumuran darah, huhuhuhuu lalu saya berteriak dan semuanya datang lalu segera memanggil polisi” (menangis)
Detektif : “baiklah, silahkan anda keluar dan tenangkan diri anda, selanjutnya anda, Bu” (memanggil istri korban) “apakah benar sebelum kejadian ini sempat terjadi pertengkaran?”
Istri Korban : (menunduk dan menghela nafas) “benar pak, pertengkaran itu terjadi saat kami membicarakan harta warisan. Anak saya paling besar tidak puas akan pembagiannya, dia meminta lebih, karna dia yang tertua. Tetapi suami saya tetap ingin bersikap adil kepada anak-anaknya.” (menghela nafas lagi)
Detektif : “apakah saat itu pertengkarannya sudah membuahkan mufakat atau masih menggantung?” (melepas kacamata)
Istri Korban : “waktu itu saya coba untuk menenangkan mereka pak, saya bilang bahwa kami akan merundingkannya lagi.”
Detektif : “dan bagaimana reaksi anak sulung setelah mendengar itu bu?” (memainkan tangannya yang tengah memegang kacamata)
Istri Korban : “dia mulai agak tenang pak.”
Detektif : “reaksi anak bungsu bagaimana bu? Apa dia tak ada memprotes sedikitpun?”
Istri Korban : “saat itu dia hanya diam pak, dari awal pembicaraan sampai akhir, dia memang selalu begitu, tak pernah banyak bicara. Hanya saat kejadian saja saya melihat dia menangis seperti itu, sayapun terkejut saat tengah berbaring dikasur.”
Detektif : “baiklah bu, terimakasih atas penjelasannya, silahkan panggilkan anak sulung” (duduk dan memutar-mutar kursi)
Anak Sulung : “ya pak?” (masuk dan duduk dengan rambut basah)
Detektif : (menyetop kursi) “apa yang tengah anda lakukan saat kejadian berlangsung?”
Anak Sulung : “saya tengah memasak makanan dan habis itu saya mandi pak”
Detektif : “apakah kamu mendengar teriakan adikmu? Dan apakah kamu langsung bergegas ke TKP?”
Anak Sulung: “saya tidak mendengar teriakannya pak, karna saat itu saya tengah menghidupkan shower dan memang kamar mandi terletak agak jauh dari kamar bapak.”
Detektif : (mengerutkan alis)“tapi bukankah teriakannya cukup keras?”
Anak Sulung : “tapi saya tidak mendengarnya pak, saya baru tau bahwa bapak meninggal setelah selesai mandi dan mendengar sirine polisi. Lalu saya bergegas kesini karna disuruh berkumpul oleh pak polisi.”
Detektif : (menerawang jauh) “hmmm baiklah.”
Anak Sulung : (pergi dari ruangan)
(TEMAN I DATANG)
Detektif : “ya duduk.” (mempersilahkan) “ada hubungan apa anda dengan korban?”
Teman I : “saya teman sepenelitinya, kami sama-sama meneliti tentang kandungan dari perak. Rencananya kami akan membahasnya bersama-sama hari ini, saya juga sudah menelepon, tetapi saat saya datang, saya terkejut melihat anak bunsu telah menangis. Lalu saya menenangkannya.”
Detektif : “baiklah, panggil kedua orang lainnya kesini” (menghela nafas dan memandang langit-langit)
(TEMAN II DAN TEMAN III DATANG)
Detektif : “sebelumnya, ada hubungan apa anda dengan korban? Dan dimana anda-anda sekalian ketika kejadian berlangsung?”
Teman II : “kami ini murid korban. Kami kemari karena hendak mengumpulkan tugas yang korban berikan dua hari sebelumnya.”
Teman III : “saat kami datang, rumah kosong, yang ada hanya anak bungsu, lalu kami menitipkan tugas itu kepadanya supaya diberikan kepada korban.”
Teman II : “ya, lalu kami segera keluar. Tapi beberapa menit kemudian, terdengar jeritan, lalu kami segera masuk dan mencoba menemukan tepatnya jeritan itu berada. Rupanya kami menemukan anak bungsu dengan tangan tengah berlumuran darah dan mayat korban di sampingnya.”
Teman III : “ya, dia berteriak histeris, lalu kami menelpon polisi. Dan istri korbanpun datang.”
Detektif : “hmm bagaimana dengan anak sulung? Apa dia tak ada di TKP?”
Teman III : “seingat saya tidak.”
Teman II : “oiya, dia datang ketika para polisi menyuruh kami semua turun dan ketika kami disuruh berkumpul, saat itu rambutnya basah, ya, mungkin baru saja selesai mandi.”
Detektif : “baiklah terimakasih, anda bisa keluar.” (bersandar di kursi)
(TEMAN II DAN III PUN KELUAR, DETEKTIF MEMBOLAK-BALIK CATATAN DAN MENGERUTKAN ALIS. POLISI II DATANG MEMBERIKAN HASIL LAB. DETEKTIF TERSENYUM)
Detektif : “suruh mereka berkumpul lagi, saya sudah tau jelas siapa pelakunya!” (bergegas berdiri dan keluar dari panggung.)

(DIRUANG TENGAH, SEMUANYA SUDAH BERKUMPUL, DETEKTIF BERJALAN MEMEGANG KOPI DITANGAN KANAN DAN SECARIK KERTAS DITANGAN KIRI.)
Detektif : “baiklah semuanya, ditangan kiri saya sudah ada hasil laboratorium yang akan menjadi bukti yang mengarah ke pelaku.”
(SUASANA GADUH)
Detektif : “tenang semuanya tenang, sebelumnya, ada yang ingin saya tanyakan, anak sulung, apakah anda benar-benar tak mendengar sedikitpun suara ketika anda mandi?”
Anak Sulung : “tidak pak, harus berapa kali lagi saya bilang?!”
Detektif : “hahaha tak usah berpura-pura lagi, jadi sidik jari siapa yang terdapat di pisau ini kalau bukan sidik jari anda?! Anak sulung, anda lah pelakunya! Alibi anda sangat tidak masuk akal, hanya anda sendiri yang tidak mendengar jeritan tsb. Sementara teman I dan II saja yang sudah keluar dari rumah dapat mendengar jeritan tsb!”
Anak Sulung : “hah?! Apa-apaan ini?!! Sungguh saya tak mendengar apapun!!” (berdiri lalu membantah)
Polisi I, II : (memegangi anak sulung dan memborgolnya)
Anak Sulung : “apa-apaan ini?!! Kau tak berhak mempelakukanku seperti ini!!” (meronta)
(SEMUA GADUH, DETEKTIF MENUNDUK DAN KELUAR RUANGAN. KEMBALI KE TKP)

(DI TKP, DETEKTIF MELIHAT SUDUT RUANGAN, GARIS POLISI MASIH TERPASANG. DETEKTIF BERHENTI DI MEJA EKSPERIMEN, MEMERIKSA DIBAGIAN BAWAH. IA MENEMUKAN SECARIK KERTAS. IA MEMBOLAK-BALIK KERTAS DAN TAK MENEMUKAN APA-APA. MERASA JANGGAL, IA MENYIMPAN KERTAS TERSEBUT KE KANTONG.)

(DIRUANG KERJANYA, DETEKTIF MEMBOLAK-BALIK KERTAS TERSEBUT, SEKERAS APAPUN MENCOBA, IA TAK MENEMUKAN APAPUN. DIA KESAL, LALU MENJATUHKAN APAPUN YANG ADA DIMEJANYA. KEMUDIAN IA DUDUK DAN BERSANDAR, MENGARAHKAN KERTAS KE ATAS LALU MEMBOLAK-BALIKNYA LAGI. TAK LAMA, SAMAR-SAMAR MUNCUL ANGKA. DETEKTIF KAGET DAN MENDEKATNYA KE ARAH LAMPU MEJA DAN MENEMUKAN ANGKA 47. IA LALU MENCATAT SESUATU, TAPI TIBA-TIBA TERHENTI. IA MENELEPON ISTRI KORBAN DAN MERENCANAKAN PERTEMUAN)

(DISEBUAH CAFE, DETEKTIF DUDUK MENUNGGU. ISTRI KORBAN DATANG.)
Detektif : “maaf menyita waktu anda sebentar bu, saya ingin menanyakan tentang sesuatu.” (mengambil sesuatu dari kantong) “ini adalah pesan kematian dari suami ibuk. Tertulis disana angka 47. Apakah korban pernah membahas angka ini sbelumnya?” (memberikan kertas tsb kepada istri korban)
Istri Korban : “hmmmmm..” (melihat kertas dengan seksama)
Detektif : “oke, coba ibuk ingat-ingat lagi, karna ini adalah bukti yang paling penting!” (mengaitkan jari-jari dikedua tangannya dan meletakkannya diantara hidung dan mulut)
Istri korban : (mengerutkan alis) “oiya, beliau pernah berbicara tentang masalah ini sebelumnya. Ia mengatakannya sambil tertawa, saat saya salah mengatakan atom/elektron yang terdapat pada unsur Ag. Saat itu saya bilang 50, lalu ia tertawa dan mengatakan angka 47.”
Detektif : (membelalak dan menjabat tangan istri korban) “terimakasih buk, akhirnya saya mengerti.” (memanggil pelayan dan membayar) “maaf buk saya buru-buru, dan saya harus pergi sekarang” (bergegas keluar)

(DETEKTIF BERGEGAS MENEMUI ANAK SULUNG YANG TENGAH DIPENJARA)
Detektif : (menunggu anak sulung)
Anak sulung : (datang dengan dikawal polisi I)
Detektif : (menghampiri anak sulung) “sebelumnya saya minta maaf telah menuduhmu dengan alasan yang belum kuat. Tapi kali ini saya datang ingin menawarkan bantuan, saya ingin membelamu dan meminta banding.”
Anak Sulung : “apa sekarang kau sudah percaya bahwa aku bukan pembunuhnya? HAHAHA lagakmu detektif, tapi salah menangkap orang. Apa itu yang namanya detektif handal?” (tertawa dan berkeliling) “bullshit!!” (berhenti dan menghadap ke detektif)
Detektif : “ya, itu memang keteledoranku, aku minta maaf. Tapi kali ini aku benar-benar ingin membantumu, dan aku harap kau membantuku juga. Lihat, aku sudah menemukan bukti yang kuat, secarik kertas ini akan mengungkap semuanya!” (memperlihatkan secarik kertas tsb)
Anak Sulung : “kalau aku gamau bantu?”
Detektif : “ini sebagai ganti atas rasa bersalahku. Dan kalaupun kau tak mau, kupastikan kau akan berada ditempat dingin ini semalanya.”
(ANAK SULUNG TERDIAM)
“ Bagaimana?” (menyodorkan tangan)
Anak Sulung : “hmmm baiklah.” (menjabat tangan detektif)

bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar