Pages

Kamis, Januari 19, 2012

47

(TIRAI DIBUKA DAN TERDENGAR SUARA SIRINE POLISI, DETEKTIF BERLARI MENGHAMPIRI TKP DAN MENUNJUKAN KARTU IDENTITAS KEPADA POLISI YANG SEDANG MENGHALANG-HALANGI, SEMENTARA POLISI II SUDAH ADA DIDALAM LOKASI)
Detektif : (berlari menuju TKP)
Polisi I : (menghalangi detektif dengan tangan)
Detektif : “saya detektif, biarkan saya lewat” (memperlihatkan kartu identitas)
(polosi II datang)
Polisi II : “biarkan dia masuk, dia detektif yang kita sewa untuk membantu kita” (menepis tangan polisi I)
Detektif : (bergegas ke TKP dan berbicara dengan polisi II, sementara polisi I melihat sekeliling) “ceritakan rincinya.” (membuka catatan)
Polisi II : “korban bernama Domain seorang ahli kimia, umur 22 tahun. Korban meninggal dengan cara ditusuk tepat di dada kiri. Kira-kira dibunuh beberapa jam yang lalu, mati karna kehabisan darah”
(detektif terus mencatat)
(tiba-tiba polisi I memanggil)
Polisi I : “pak, lihat, disini terdapat sebilah pisau berlumuran darah, tepat berjarak beberapa meter dari korban.” (mencoba mengukur jarak dan mencoba mengambil pisau tsb)
Detektif : “jangan sentuh! Sidik jarimu bisa saja akan menghapus sidik jari tersangka, gunakan sapu tangan sebelum memeriksa” (mengamati sisi lain dari ruangan) “panggilkan orang-orang yang berada di rumah ini dan kumpulkan mereka diruang tengah! sudah pasti pelakunya orang dalam. Dan kirim barang bukti ini ke lab. Dan kabari hasilnya secepatnya!” (mengendorkan dasi lalu keluar)
(POLISI II MENGAMBIL PISAU DAN MEMASUKKANNYA KEDALAM PLASTIK, SEMENTARA POLISI II MENGAMATI KORBAN)


(DIRUANG TENGAH, SEMUA BERKUMPUL, ADA 3 ANGGOTA KELUARGA, 3 TEMAN DEKAT KORBAN SEDANG BISING MEMBICARAKAN ALIBI MASING-MASING, ANAK KORBAN MENANGIS TERISAK-ISAK. DETEKTIF DATANG. SEMENTARA DETEKTIF MENGINTROGASI, POLISI MEMERIKSA SIDIK JARI)
Detektif : (masuk dengan buru-buru) “maaf semuanya, saya agak terlambat. Silahkan semuanya duduk tenang, saya akan menanyakan kalian satu per satu” (membuka buku dan menekan pena) “mari keruang itu. Keluarga I silahkan” (masuk ruangan) “Sebelum kejadian berlangsung, apa percakapan terakhir anda dengan korban?”
Anak Bungsu : (terisak) “kami tengah membicarakan harta warisan, ibu juga ada disana ketika itu, memang terjadi sedikit pertengkaran kecil waktu itu antara kakak dan ayah, tapi aku tak menyangka bahwa bakal begini jadinya. Huhuhu” (terus menangis)
Detektif : “apakah betul bahwa anda yang menemukan korban telah terbunuh di TKP?”
Anak Bungsu : (terisak) “i.. hiks.. iya pak, saat saya membuka pintu, saya sudah menemukan bapak tergeletak dilantai dengan berlumuran darah, huhuhuhuu lalu saya berteriak dan semuanya datang lalu segera memanggil polisi” (menangis)
Detektif : “baiklah, silahkan anda keluar dan tenangkan diri anda, selanjutnya anda, Bu” (memanggil istri korban) “apakah benar sebelum kejadian ini sempat terjadi pertengkaran?”
Istri Korban : (menunduk dan menghela nafas) “benar pak, pertengkaran itu terjadi saat kami membicarakan harta warisan. Anak saya paling besar tidak puas akan pembagiannya, dia meminta lebih, karna dia yang tertua. Tetapi suami saya tetap ingin bersikap adil kepada anak-anaknya.” (menghela nafas lagi)
Detektif : “apakah saat itu pertengkarannya sudah membuahkan mufakat atau masih menggantung?” (melepas kacamata)
Istri Korban : “waktu itu saya coba untuk menenangkan mereka pak, saya bilang bahwa kami akan merundingkannya lagi.”
Detektif : “dan bagaimana reaksi anak sulung setelah mendengar itu bu?” (memainkan tangannya yang tengah memegang kacamata)
Istri Korban : “dia mulai agak tenang pak.”
Detektif : “reaksi anak bungsu bagaimana bu? Apa dia tak ada memprotes sedikitpun?”
Istri Korban : “saat itu dia hanya diam pak, dari awal pembicaraan sampai akhir, dia memang selalu begitu, tak pernah banyak bicara. Hanya saat kejadian saja saya melihat dia menangis seperti itu, sayapun terkejut saat tengah berbaring dikasur.”
Detektif : “baiklah bu, terimakasih atas penjelasannya, silahkan panggilkan anak sulung” (duduk dan memutar-mutar kursi)
Anak Sulung : “ya pak?” (masuk dan duduk dengan rambut basah)
Detektif : (menyetop kursi) “apa yang tengah anda lakukan saat kejadian berlangsung?”
Anak Sulung : “saya tengah memasak makanan dan habis itu saya mandi pak”
Detektif : “apakah kamu mendengar teriakan adikmu? Dan apakah kamu langsung bergegas ke TKP?”
Anak Sulung: “saya tidak mendengar teriakannya pak, karna saat itu saya tengah menghidupkan shower dan memang kamar mandi terletak agak jauh dari kamar bapak.”
Detektif : (mengerutkan alis)“tapi bukankah teriakannya cukup keras?”
Anak Sulung : “tapi saya tidak mendengarnya pak, saya baru tau bahwa bapak meninggal setelah selesai mandi dan mendengar sirine polisi. Lalu saya bergegas kesini karna disuruh berkumpul oleh pak polisi.”
Detektif : (menerawang jauh) “hmmm baiklah.”
Anak Sulung : (pergi dari ruangan)
(TEMAN I DATANG)
Detektif : “ya duduk.” (mempersilahkan) “ada hubungan apa anda dengan korban?”
Teman I : “saya teman sepenelitinya, kami sama-sama meneliti tentang kandungan dari perak. Rencananya kami akan membahasnya bersama-sama hari ini, saya juga sudah menelepon, tetapi saat saya datang, saya terkejut melihat anak bunsu telah menangis. Lalu saya menenangkannya.”
Detektif : “baiklah, panggil kedua orang lainnya kesini” (menghela nafas dan memandang langit-langit)
(TEMAN II DAN TEMAN III DATANG)
Detektif : “sebelumnya, ada hubungan apa anda dengan korban? Dan dimana anda-anda sekalian ketika kejadian berlangsung?”
Teman II : “kami ini murid korban. Kami kemari karena hendak mengumpulkan tugas yang korban berikan dua hari sebelumnya.”
Teman III : “saat kami datang, rumah kosong, yang ada hanya anak bungsu, lalu kami menitipkan tugas itu kepadanya supaya diberikan kepada korban.”
Teman II : “ya, lalu kami segera keluar. Tapi beberapa menit kemudian, terdengar jeritan, lalu kami segera masuk dan mencoba menemukan tepatnya jeritan itu berada. Rupanya kami menemukan anak bungsu dengan tangan tengah berlumuran darah dan mayat korban di sampingnya.”
Teman III : “ya, dia berteriak histeris, lalu kami menelpon polisi. Dan istri korbanpun datang.”
Detektif : “hmm bagaimana dengan anak sulung? Apa dia tak ada di TKP?”
Teman III : “seingat saya tidak.”
Teman II : “oiya, dia datang ketika para polisi menyuruh kami semua turun dan ketika kami disuruh berkumpul, saat itu rambutnya basah, ya, mungkin baru saja selesai mandi.”
Detektif : “baiklah terimakasih, anda bisa keluar.” (bersandar di kursi)
(TEMAN II DAN III PUN KELUAR, DETEKTIF MEMBOLAK-BALIK CATATAN DAN MENGERUTKAN ALIS. POLISI II DATANG MEMBERIKAN HASIL LAB. DETEKTIF TERSENYUM)
Detektif : “suruh mereka berkumpul lagi, saya sudah tau jelas siapa pelakunya!” (bergegas berdiri dan keluar dari panggung.)

(DIRUANG TENGAH, SEMUANYA SUDAH BERKUMPUL, DETEKTIF BERJALAN MEMEGANG KOPI DITANGAN KANAN DAN SECARIK KERTAS DITANGAN KIRI.)
Detektif : “baiklah semuanya, ditangan kiri saya sudah ada hasil laboratorium yang akan menjadi bukti yang mengarah ke pelaku.”
(SUASANA GADUH)
Detektif : “tenang semuanya tenang, sebelumnya, ada yang ingin saya tanyakan, anak sulung, apakah anda benar-benar tak mendengar sedikitpun suara ketika anda mandi?”
Anak Sulung : “tidak pak, harus berapa kali lagi saya bilang?!”
Detektif : “hahaha tak usah berpura-pura lagi, jadi sidik jari siapa yang terdapat di pisau ini kalau bukan sidik jari anda?! Anak sulung, anda lah pelakunya! Alibi anda sangat tidak masuk akal, hanya anda sendiri yang tidak mendengar jeritan tsb. Sementara teman I dan II saja yang sudah keluar dari rumah dapat mendengar jeritan tsb!”
Anak Sulung : “hah?! Apa-apaan ini?!! Sungguh saya tak mendengar apapun!!” (berdiri lalu membantah)
Polisi I, II : (memegangi anak sulung dan memborgolnya)
Anak Sulung : “apa-apaan ini?!! Kau tak berhak mempelakukanku seperti ini!!” (meronta)
(SEMUA GADUH, DETEKTIF MENUNDUK DAN KELUAR RUANGAN. KEMBALI KE TKP)

(DI TKP, DETEKTIF MELIHAT SUDUT RUANGAN, GARIS POLISI MASIH TERPASANG. DETEKTIF BERHENTI DI MEJA EKSPERIMEN, MEMERIKSA DIBAGIAN BAWAH. IA MENEMUKAN SECARIK KERTAS. IA MEMBOLAK-BALIK KERTAS DAN TAK MENEMUKAN APA-APA. MERASA JANGGAL, IA MENYIMPAN KERTAS TERSEBUT KE KANTONG.)

(DIRUANG KERJANYA, DETEKTIF MEMBOLAK-BALIK KERTAS TERSEBUT, SEKERAS APAPUN MENCOBA, IA TAK MENEMUKAN APAPUN. DIA KESAL, LALU MENJATUHKAN APAPUN YANG ADA DIMEJANYA. KEMUDIAN IA DUDUK DAN BERSANDAR, MENGARAHKAN KERTAS KE ATAS LALU MEMBOLAK-BALIKNYA LAGI. TAK LAMA, SAMAR-SAMAR MUNCUL ANGKA. DETEKTIF KAGET DAN MENDEKATNYA KE ARAH LAMPU MEJA DAN MENEMUKAN ANGKA 47. IA LALU MENCATAT SESUATU, TAPI TIBA-TIBA TERHENTI. IA MENELEPON ISTRI KORBAN DAN MERENCANAKAN PERTEMUAN)

(DISEBUAH CAFE, DETEKTIF DUDUK MENUNGGU. ISTRI KORBAN DATANG.)
Detektif : “maaf menyita waktu anda sebentar bu, saya ingin menanyakan tentang sesuatu.” (mengambil sesuatu dari kantong) “ini adalah pesan kematian dari suami ibuk. Tertulis disana angka 47. Apakah korban pernah membahas angka ini sbelumnya?” (memberikan kertas tsb kepada istri korban)
Istri Korban : “hmmmmm..” (melihat kertas dengan seksama)
Detektif : “oke, coba ibuk ingat-ingat lagi, karna ini adalah bukti yang paling penting!” (mengaitkan jari-jari dikedua tangannya dan meletakkannya diantara hidung dan mulut)
Istri korban : (mengerutkan alis) “oiya, beliau pernah berbicara tentang masalah ini sebelumnya. Ia mengatakannya sambil tertawa, saat saya salah mengatakan atom/elektron yang terdapat pada unsur Ag. Saat itu saya bilang 50, lalu ia tertawa dan mengatakan angka 47.”
Detektif : (membelalak dan menjabat tangan istri korban) “terimakasih buk, akhirnya saya mengerti.” (memanggil pelayan dan membayar) “maaf buk saya buru-buru, dan saya harus pergi sekarang” (bergegas keluar)

(DETEKTIF BERGEGAS MENEMUI ANAK SULUNG YANG TENGAH DIPENJARA)
Detektif : (menunggu anak sulung)
Anak sulung : (datang dengan dikawal polisi I)
Detektif : (menghampiri anak sulung) “sebelumnya saya minta maaf telah menuduhmu dengan alasan yang belum kuat. Tapi kali ini saya datang ingin menawarkan bantuan, saya ingin membelamu dan meminta banding.”
Anak Sulung : “apa sekarang kau sudah percaya bahwa aku bukan pembunuhnya? HAHAHA lagakmu detektif, tapi salah menangkap orang. Apa itu yang namanya detektif handal?” (tertawa dan berkeliling) “bullshit!!” (berhenti dan menghadap ke detektif)
Detektif : “ya, itu memang keteledoranku, aku minta maaf. Tapi kali ini aku benar-benar ingin membantumu, dan aku harap kau membantuku juga. Lihat, aku sudah menemukan bukti yang kuat, secarik kertas ini akan mengungkap semuanya!” (memperlihatkan secarik kertas tsb)
Anak Sulung : “kalau aku gamau bantu?”
Detektif : “ini sebagai ganti atas rasa bersalahku. Dan kalaupun kau tak mau, kupastikan kau akan berada ditempat dingin ini semalanya.”
(ANAK SULUNG TERDIAM)
“ Bagaimana?” (menyodorkan tangan)
Anak Sulung : “hmmm baiklah.” (menjabat tangan detektif)

bersambung...

Kamis, Mei 19, 2011

HAHAHA NGAKAK!!!! XD

salah satu hal terbodoh yang aku lakuin kemaren sumpah gak akan terlupakan bgt.
oke, bakal aku ceritain. ehem.
kemaren hari rabu tanggal 18 mei itu memang awalnya gak ngerasain kejanggalan-kejanggalan. tapi, semua gak berlangsung lama, sedikit demi sedikit tabir kejanggalan itu kebuka.
ya, di hari naas itu, aku tengah asik berjalan di sebuah pusat perbelanjaan di daerah jalan riau. aku yang saat itu bersama 2 orang lainnya berencana untuk menonton p****e l**e (judul disamarkan, tidak melayani promosi). ntah kenapa hari itu kedodolan aku ningkat 2x lipat. kepekak an aku ningkat juga. oke, lanjut. jadi, saat temen2ku sedang asik liat-liat baju, tiba-tiba sahabat mendesak keluar, karna gak tahan, aku permisi ke toilet dan membuang semuanya. jadi, saat masuk ke toilet (kebetulan kali itu aku dapet toilet jongkok), hp yang mulanya aku pengang, langsung aku letakkan di paha dan aku mulai pipis. saat hendak bangkit dan memasang celana kembali, aku seakan sama sekali tidak ingat bahwa masih ada hp tersayang di paha. dan yak, hp itu langsung jatuh ke lubang naas itu. tapi untungnya sebelum jatuh, aku udah ngebersihin semuanya, udah aku siram. tapi teteuuuuuuuuup aja hp yg mulanya biasa aja, tiba-tiba jadi gak berwarna dan.... Buyar..
STRES?!!??pasti! tapi kali ini ntah kenapa aku nggak terlalu panik-____________-
krik krik-______-
ntah karna malu atau memang bawaannya lagi happy, hhhhh gataulah.

pulangnya, aku menceritakan bahwa hp aku rusak ke mama, dan mama cuma bilang 'service lah' tanpa ada nada kepanikan sedikitpun. great_-_
setelah lama bergelut dengan debu-debu (ya, aku mencari kotak hp, kan masih ada garansinya ciiiiiiiiiin, yuk capcus), aku tetap tidak menemukan kotak tersebut.
aku pasrah, berserah diri kepada allah, sudah tak yakin bisa hidup lagi rasanya tanpa hp itu. tapi lagi-lagi saat itu aku nggak sesedih yg dibayangkan.
jadilah aku meminjam hp adek aku yang 1202, tapi setelah aku coba masukin kartunya, si hp sialan pasti bilang "insert sim" hek, udah aku insert dodol-___________- !!!
karna ga bisa ke sekolah tanpa hp, jadi aku minjem hp adek aku yang yaaaaah ada kameranyalah tapi tetep aja pengen hp itu balikkkkkk *swt
seharian aku pakai hp adek aku. dan tau nggak?! asik-asik aku kenak cemeeh, modelnya unik sih, gak ada yang salah tuh menurut aku, tapi dasar mereka aja tuh :p hahaha

sesampainya di rumah, sekitar pukul 5 sore, aku segera menjenguk si merahku yang tengah terbaring di meja belajar, kasiannya dirimu nak. ntah kenapa, iseng-iseng aku coba memasukkan batrainya, daaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan............
HOREEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE!!!!!! lampunya nyala, dan kembali baik kayak semula. hahahaha ini AJAIB!! xD

Kamis, April 28, 2011

too hard to understand you, Ar

galau, ya itu yang lagi ngetren dikalangan anak muda sekarang. karena aku itu masih muda (ehem), jadi syndrome ini juga kadang berlaku sama aku-____-
oke, saat ini aku sedang bingung (atau lebih tepatnya tiap hari) oke lanjut ke masalah aku. mungkin udah pada bosan denger topik yang sama, tapi ntah kenapa otak aku ga bosan buat musingin hal ini terus, great!
masih jelas dalam ingatan aku, dia nyuruh 'kami' buat temenan aja, tapi dengan mudahnya saat ini dia bilang kalau dia sayang sama aku. jadi sekarang gimana?!
dulu sewaktu dia bilang itu, fine, aku terima keputusannya, aku simpan semua hal yang mengingatkan ttg 'cerita' kami dulu. aku simpan semua kertas yang bertuliskan namanya, aku hapus kontak nya dalam hp.
kemaren, aku lupa tepatnya kapan, kata sahabatku, dia membuka binderku. binder yang dulu isinya hanya bertuliskan namanya, kini sudah lenyap, tak ada satupun kata bertuliskan namanya. ntah kaget atau apa, dia bilang "udah benar2 dia den" saat sahabatku menceritakan hal tsb, aku sontak nangis, ya lagi-lagi NANGIS!
malamnya, ntah ada angin apa, dia ngesms aku, bilang mau jelasin semuanya, dan aku bilang ya silahkan.
dia bilang kalau dia masih sangat sayang sama aku, sewaktu kami kelahi, perasaannya sangat sedih, dia sgt ngerasa kehilangan aku. di bilang kalau dia mutusin aku karena dia ga tahan dibilang-bilang "kok ucik mau ya sama ***** (sensor, itu nama dia) ?" tapi aneh bagi aku. sebenarnya itu yang dicemeeh aku kan? kok mau aku sama dia? betapa bodohnya aku. kesannya gitu. tapi dia malah berpikir lain, malah dia yang minder, aneh? ya! seharusnya dia bangga punya 'aku', kalau mungkin benar kata2 orang dan kata2 dia yang sangat melebih-lebihkan aku.
aku sadar aku ga sempurna kok, aku ada salah dan itu PASTI ! jadi ga usah terlalu mendewakan, terlalu melebih-lebihkan aku, aku ga enak :(
dia bilang kalau dia sayang aku karna aku perhatian, ada saat dia butuh seseorang disampingnya. jadi, kalau aku ga perhatian, dia ga syang? HAHA, makasih
barusan hpku bunyi, ya itu sms dari dia. dia bilang dia sayang aku. itu ga cukup. aku butuh bukti, bukan janji. bukan cuma rayuan yang cuma bisa terucap tapi gabisa di buktiin. hhhhhh~ god please dont make me crazy ! :"(
too hard to understand you, Ar :"(
kalau masih sayang, kenapa dulu ninggalin dan bilang kalau ga bener3 syg akuuuu?!!!? :"""(

KAMU GA TAU RASANYA DIGINIIN, AR

Kamis, April 21, 2011

hobi baru

hey percaya nggak kalau saat ini aku sedang asik nongkrong di wc? hahaha ya mungkin akan menjadi hobi baru ku membawa alat-alat elektronik ke wc sembari nyetor ke kakus.
saat ini, aku tengah nge googling ttg sepatu lukis. ntah kenapa akhir2 ini aku jadi pengen ngebelinya lagi. tapi kendalanya, susah nemuin orang yang ngejual sepatu ini.
karena semua itu, aku jadi berfikir, "kenapa nggak aku yang ngebuat sepatu lukis itu untuk diriku sendiri?" aha! aku nemu ide.

ya, akhirnya aku berniat untuk membuatnya sendiri, tapi muncul kendala-kendala lain_-_
1. dana yang tak mencukupi (butuh sponsor) hahaha
2. beli sepatu kanvas polos itu dimanaaaa??!?
3. aku ga pandai ngelukis-___-
semua kendala diatas memang kendala yg memungkinkan aku nggak akan bisa menekuni dunia ini. bukan hanya menekuni, mungkin aku juga nggak bisa memulainya, great.
tapi, rasanya ingin sekali berkreasi di bidang yang nggak datar, trus hasil buatan kita sendiri kita pakai. how cool! bangga banget pastinya. apalagi ntar mana tau (kali aja hoki) ada yang mesen di buatin, hekekek itung-itung bisa nambah uang jajan hahaha.

tapi, biasanya sih kalau aku udah ngerencanain mateng-mateng, rencananya nggak bakal kelaksana-_____________________________________________-

Selasa, April 19, 2011

Ukirlah Hari Esok

aku tengah dalam lamunanku saat dalam perjalanan menuju sekolah menengah atas yang amat sangat aku ingini. ya, hari ini adalah hari dimana test masuk akan diadakan. semua bermula ketika aku melihat abangku sedang memakai jas eksperimen putih seperti dokter di rumah. betapa kerennya! pikirku. seolah terhipnotis akan penampilannya itu, aku jadi memutuskan untuk masuk ke sekolah yang dulu ia tempati juga.
"ci, uciiiii...hey.." seketika suara itu menyadarkanku dari semua lamunan itu.
"eh, eh ya?"aku kanget dan langsung menjawab seadanya.
"kita udah telat nih, gimana dong? ini macet kali lho" ucap rara panik.
"hah? udah sampai?!" aku yang daritadi tak sadar kini mulai gelagapan.
"ayo kita turun saja, lalu kita jalan, mungkin itu akan lebih cepat." rara memberikan solusi.
lalu bergegaslah kami keluar mobil dan berlari untuk mencapai gerbang. sesampainya di sana, kami harus terpisah karena ruangan test aku dan rara berbeda. rara adalah sahabatku, ya kami bersahabat mulai dari sd, walaupun sekolah kami berbeda saat smp, itu bukan menjadi masalah yang serius. kami terus bersama sampai saat ini.

tengtengteng..
entah bagaimana bunyi lonceng yang sebenarnya, akupun lupa. yang pasti lonceng itu menandakan bahwa test tertulis akan segera dimulai. aku yang saat itu sudah terlambat langsung masuk ke ruangan test dan langsung menurunkan kursi, ya hanya ada 1 kursi yang belum diturunkan, dan pastinya itu kursiku. entah hanya perasaanku saja atau apa, aku merasa mata para peserta test lainnya tertuju padaku. mungkin mereka berfikir aku memperlambat mereka, atau mungkin mereka suka padaku? pikirku menghibur diri. ah sudah lupakan.

dengan hati yang nggak karuan aku mulai mengerjakan soal tersebut. ya, aku begini karna aku kurang persiapan sebelumnya. aku hanya belajar sedikit, dan aku yakin itu tidak cukup. ya.. aku.. dan aku mulai ga to the lau. ehem. satu persatu ku baca soal-soal itu, aku mulai dahulu dengan biologi, dulu aku sangat menyukai mata pelajaran itu. aku cukup percaya diri mengerjakan soal-soal yang berbau biologi. tapi ketika aku membuka lembaran matematika atau fisika, aku mulai bingung, keringat yang entah dingin atau panas keluar berdesak-desakan seakan tak mau kalah. keningku pun ikut ambil peranan disini, dia mulai mengerut, satu per satu kerutannya bertambah. aaaaaaaaaa! aku sangat bingung saat itu. aku mulai mencoba untuk tenang, semua bisa dilalui apabila kita tenang. ternyata benar, aku bisa menemukan jawaban yang sama dengan salah satu jawaban disoal setelah lama bergelut dengan semua rumus-rumus itu, walaupun aku belum yakin jawabanku itu benar. tinggal beberapa soal fisika lagi yang harus aku isi, ingin sekali rasanya menghitung kancing sambil mengatakan a b c d dan dimana kancing berhenti, disitulah jawabannya. atau berkomat-kamit mengucapkan bismillahirrohmanirrohim siapa yang benar sambil memilih objektif. haha konyol, tapi itu satu-satunya cara saat otak sudah tak menemukan titik terang, dan kadang akupun melakukannya. tapi disatu sisi aku tak yakin, karena test ini sangat penting, dan tak ada yang namanya remedial. kalau jatuh sekarang, besok tak akan bisa mencoba lagi. sungguh aku menyesal saat mengingat kembali usahaku yang minim untuk belajar sebelum test ini dimulai.

tengtengteng...
lonceng itu berbunyi. tamatlah aku, pikirku.
"ya anak-anak, silahkan keluar ruangan dan tutup lembaran jawaban kalian, nanti ibu akan mengambilnya."
satu persatu teman seperjuangan ku keluar, dengan terpaksa aku melakukan hal itu dan mulai memilih-milih objektif sembari berkomat-kamit dalam hati. ya, tak ada pilihan lain, kali ini aku hanya akan bergantung pada keberuntungan. setelah semua selesai, aku bergegas keluar ruangan dan menemui teman-temanku, mereka dengan semangat membahas soal-soal itu, sedangkan aku hanya tertunduk lesu.

beberapa hari kemudian, hasilnya keluar dan ditempelkan di papan mading. sebenarnya sehari sebelumnya aku telah tahu bahwa aku tidak lulus dan itu sangat menggungcangku. tapi aku sadar bahwa ini sepadan dengan usahaku yang kurang maksimal, kepercayaan diriku yang terlampau tinggi yang membuatku lupa diri. aku terdiam dan termenung, aku menyadari bahwa Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan. ya, semua membutuhkan kerja keras, pikirku. tapi aku tak mau terhenti disini, aku yakin ada jalan yang lebih baik untukku setelah ini, karna Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh. aku yang mulanya tertunduk dan termenung lesu, kini bisa bangkit dan terus berjalan saat mungkin orang lain terhenti karena menikmati kesenangannya. ya, semua belum berakhir, masih ada hari esok yang harus diukir..

Senin, April 18, 2011

aku tak pandai mengarang

kali ini aku nggak buat cerpen yang fiktif, aku pure pengen nge post buat blog.
sebenarnya aku lebih suka nyeritain kisah hidup ku sendiri, karna semua perasaan aku bisa mengalir, nggak tiba-tiba terhenti karena memikirkan "apalagi ya yang harus aku tulis agar ceritanya menarik?" "apa yang kurang?" dan harus mengikuti EYD yang berlaku, aku ga suka. lebih enak kalau menulis apapun yang ada dibenakmu, cerita hidupmu yang memang benar-benar telah 'terskenario' dengan rapi oleh-Nya, tulis itu semua dengan bebas, jangan takut untuk salah, jangan takut kalau garing, karna ini ceritamu, kamu yang punya andil disini. ada yang nggak suka? jangan peduli! kalau mereka nggak suka, kenapa harus membacanya?

bukan mau meninggi atau apa, temen-temenku bilang kalau tulisanku bagus. alhamdulillah.
tapi ku rasa ini hanya karna aku yang nggak pandai mengungkapkan kata-kata saat berbicara, sehingga aku lebih suka berbicara lewat tangan, mengetik satu-persatu tombol keyboard yang sangat setia menemaniku bercerita tanpa ada perlawanan dan kata tak suka.

walaupun begitu, aku bingung, aku tetap saja tidak bisa menceritakan atau lebih tepatnya berbagi cerita cinta masalalu ku yang slalu berujung sama. aku bingung menentukan tema apa yang baik untuk tugas bahasa indonesia itu. tak mungkin aku menceritakan kisah laluku bersamanya, itu akan mengorek luka lama yang begitu pilu, pikirku. dan lagi aku tak mau mengingat-ingatkan diriku, ataupun mengingat-ingatkannya tentang kami, yang mungkin sekarang dia telah tak punya rasa apa-apa padaku. hhmmmmmm apa cerpen harus bercerita tentang kehidupan? contohnya pada hari itu, dia berjalan, dan blablabla? apa tidak bisa kalau hanya memberikan secarik kertas bertuliskan "AKU TAK PANDAI MENGARANG" saja? aku bingung, sangat bingung.
aku bertanya pada diriku sendiri, kenapa sangat susah tuk menuliskannya?

muncul sebuah ide yang datang tiba-tiba, apakah aku berikan saja tulisanku di blog ini kepada guruku itu? hahahaha sungguh sebuah lelucon.

Bukan Tuhan Yang Salah

"aku sayang kamu." tiba-tiba kata penuh makna itu terlontar perlahan lembut dari christ, seorang kristiani yang sudah bersahabat lama dengan rara.
"ta..tapi.." seakan sedang bermimpi,matanya membelalak, tak percaya.
"aku tau, iman kita berbeda,tapi rasa sayang aku ke kamu sudah tidak bisa ku tutupi lagi, perasaan sesak ini, semua derita yang ku tahan bila membayangkan kalau kita hanya sebatas ini. aku mengimani tuhan ku, dan kamu mengimani tuhanmu, tak ada masalah bagiku, asal kita bisa tetap saling bersama." kata-kata itu terlontar dengan lembut, seakan sebuah kata hipnotis yang membuat rara percaya dan nyaman, ternyata perasaannya selama ini terbalas.
"aku senang mengetahui kalau kamu juga sayang aku."
"juga?"
"ya, sebenarnya selama ini aku menyimpan perasaan yang sama, tapi aku sangat takut."raut wajah rara berubah, senyum tipis disertai kerutan alis, ia senang sekaligus bingung.
"kenapa harus takut? cinta itu karunia yang tuhan berikan. apa yang harus kita takuti dengan karunia tuhan itu?" lagi-lagi christ mengatakan sebuah kebenaran yang membuat rara terdiam. tiba-tiba, terdengar sebuah kata dari mulut rara, "karna itu kamu.." mendengar ucapan rara, christ terdiam dalam diam, banyak kata-kata yang ingin ia katakan, tapi tak bisa keluar, seakan mulutnya dibekukan oleh kalimat itu. tak mau keheningan itu berlangsung lama, rara bicara lagi "tapi apa salahnya kita coba." kepala christ yang mulanya tertunduk lemas, tiba-tiba bangkit memandang rara dengan senyuman lebar. senyumannya itu disambut tertawa oleh rara. mereka tertawa dalam bahagia.

hari ini mereka janjian ketemu di j.co untuk membicarakan masalah pekerjaan, ya mereka bergerak pada bidang yang sama, kuliner. mereka membuka sebuah toko makanan bersama dan mengelolanya secara bersama pula. hal ini dilakukan sembari mengisi waktu luang mereka ketika tak ada kuliah. christ adalah salah satu mahasiswa di sebuah perguruan tinggi negeri di daerah Jakarta, begitu pula halnya dengan rara. intensitas kebersamaan inilah yang membuat mereka saling menyayangi satu sama lain.
"nah, kali ini, apa menu baru yang akan kita ciptakan, sayang?" tanya christ.
rara kaget, dan baru menyadari bahwa mereka sudah berpacaran. rara merasa canggung sekaligus sangat bahagia, "hahaha lucu sekali ya, aku tak menyangka waktu ini akan tiba" ungkap rara dengan tawanya. melihat wajah christ yang dingin, menandakan ia tak ingin bercanda, rara memulai pembicaraan lagi, "oke-oke, waktunya serius."
tak terasa hari sudah mulai senja, burung-burung kemabali ke sarangnya, dan begitu pula dengan rara, ia harus segera pulang karena hampir maghrib. tetapi ternyata waktu maghrib tak bisa menunggu, azan pun berkumandang.
"kamu tidak sholat?" tanya christ yang juga lumayan paham tentang agama islam.
"hmmm, antar aku pulang saja dulu." jawab rara yang segan meminta christ untuk menunggu apabila ia sholat.
"tidak apa-apa, aku akan menunggumu di luar" dengan senyuman lembut, ia meyakinkan rara.
"hmmm baiklah, terimakasih" rara merasa sangat beruntung mempunyai kekasih yang sangat mengerti dan membiarkan ia melaksanakan apa yang harus ia laksanakan sebagai muslim, walaupun iman christ dan ia berbeda. saat setelah selesai sholat, ia berdoa, memohon yang tebaik untuknya dan christ, dia tau kalau berpacaran beda agama itu dosa, tapi ia tak sanggup membunuh perasaannya itu. dan sesuai apa yang dikatakan chris, bukankah cinta itu merupakan karunia dari-Mu? kalau begitu, apa yang salah dengan itu? tiba-tiba air mata rara jatuh dari pelupuk matanya. ia selalu membayangkan bila suatu saat nanti ia bisa sholat berjamaah bersama christ, orang yang sangat ia sayangi.
"maaf menunggu lama" sapa rara sembari menghampiri christ di dalam mobil.
"tidak apa-apa kok, dengan senang hati menunggu mu" lagi-lagi christ tersenyum lembut saat mengatakannya, hal ini membuat rasa sayang rara semakin besar. "mari masuk, dan biarkan aku mengantarmu pulang". christ langsung mengidupkan mesin dan menginjak gas.
sesampainya di rumah, ibu rara membukakan pintu, rara pun keluar dari mobil dan memperkenalkan christ kepada ibunya.
"bu, ini christ, yang sering kuceritakan kepada ibu."
"waaah, ini yang namanya christ? rara telah bercerita banyak tentangmu, maaf ya nak apabila rara sering merepotkan mu, terimakasih telah menjadi teman yang sangat baik untuk rara. mari-mari masuk dulu" ajak ibu rara dengan ramah.
sebelumnya, rara memang telah menceritakan semua hal tentang chirst kepada ibunya, ibunya pun tau bahwa christ adalah seorang kristiani. walaupun begitu, ibunya tak melarang rara untuk berteman dengan yang berbeda agama. tapi satu hal yang ibunya belum tau, bahwa mereka sudah berpacaran.
"terimakasih bu, tapi tidak apa-apa, saya juga harus segera pulang kerumah, karena keluarga saya menunggu, maaf mengantar rara malam-malam begini." ucap christ diiringi dengan senyuman lembut di bibirnya. "kalau begitu saya pulang dulu ya bu, assalamu'alaikum".
"waalaikum salam" jawab rara dan ibunya. walaupun christ seorang kristiani, ia paham betul tentang mengucapkan salam di agama islam.

hari-hari mereka lewati dengan kebahagiaan, tak disangka sudah hampir 1 tahun mereka bersama, mereka melaluinya dngan bahagia, mereka saling pengertian akan hal agama, setiap minggu christ berdoa ke gereja, dan rara memaklumi, sehingga ia tak pernah mengajak crist keluar saat minggu. begitu pula dengan christ, ia dengan senang hati menunggu apanila rara sedang sholat. kebahagiaan itu bertambah saat tau bahwa mereka berdua telah lulus dan sudah menyandang gelar S1. tapi, kebahagiaan itu tak berlangsung lama, saat mereka tengah asik makan, tiba-tiba hp rara berbunyi, seseorang disebrang telefon berbicara dengan nada tinggi dan menyuruhnya pulang. "sepertinya aku harus segera pulang" dengan terburu-buru rara meninggalkan restoran itu. "kenapa?kenapa?" christ merasa sangat khawatir. "nanti ku telfon" saut rara yang mulai menjauh.

kriingggg kriiinggg, terdengar suara hp christ berbunyi. "ha..halo" terdengan suara nyaring, ya ini rara.dengan sangat bahagia christ menjawabnya "halo, iya ra? ada apa semalam? aku sangat mencemas..." sebelum christ menyelesaikan kata-katanya, rara memotong pembicaraan, "maaf telah membuatmu khawatir. aku ingin kita bertemu jam 11 di tempat biasa, ada yang ingin ku bicarakan." setelah rara menyelesaikan pembicaraannya, ia menutup telfon. christ hanya bisa terdiam dan menunggu jam 11 dengan kecemasan yang amat sangat.

sesampainya di tempat janjian, rara telah menunggu, christ langsung duduk dan bertanya, "ada apa rara? aku ceritakan padaku". rara tetap diam dia seakan tak yakin mengatakan ini semua. hal yang dapat menghancurkan semua kenangan, kebahagiaan yang telah mereka rajut selama 1 tahun. dia tertunduk lesu. christ hanya bisa menunggu sampai rara benar-benar siap mengatakan semua, tapi tiba-tiba christ berkata "aku akan menikahimu..." dengan mantapnya christ mengatakannya. sontak rara yang semualanya lemas, tiba-tiba terkejut. "ta..tapi agama kita berbeda..ibu tidak menyetujuinya, ia tau kalau kita berpacaran, itu masalahnya" entah air mata bahagia atau sedih yang tiba-tiba mengair dari mata rara. melihat hal itu, christ hanya bisa diam terpaku. ia masih sangat mengimani dan yakin akan tuhannya, tapi ia sangat menyayangi rara. ia hanya bisa terduduk kaku ketika rara tiba-tiba pergi.

malam itu, christ memantapkan hatinya, ia ingin pindah agama dan memulai kehidupan bahagia bersama rara. semuanya telah ia pikirkan matang-matang, dengan sesegera mungkin ia menelfon rara, tapi tak ada jawaban. ia mengesms,

keputusanku sudah bulat, aku akan pindah agama dan melamarmu

sms itupun dikirim, tapi tak kunjung berbalas. saat christ memutuskan untuk mendatangi rumah rara, sebuah sms masuk. christ langsung membukanya, sebelum sanggup melontarkan kata apa-apa, air matanya menetes dalam keheningan malam. wajah yang semula kering, kini basah, sangat basah karena ia tak sanggup membendung kesedihannya. berulang kalipun ia membaca, ia takkan bisa merubah kalimat di sms itu,

aku akan segera menikah dengan pilihan ibuku..